Produksi
, Distribusi dan penerimaan televise analog dan digital
Pengembangan sistem penerima
televisi bergerak digital terrestrial, citra berdefinisi tinggi tanpa gangguan
bahkan dalam kendaraan yang bergerak. Menggunakan sistem Televisi analog
konvensional, gangguan dan distorsi mengakibatkan sulitnya menikmati siaran Televisi
ketika kendaraan sedang bergerak. Siaran Televisi digital terestrial yang mulai
beroperasi pada bulan Desember 2003 menawarkan citra gambar Hi- Vision (standar
definisi tinggi dari Jepang) yang dapat dinikmati pemirsanya di dalam
lingkungan yang bergerak. Clarion berencana untuk mulai memasarkan produk yang
kompatibel pada saat cakupan siaran digital broadcast mulai mengudara secara
nasional pada tahun 2006.
Pesawat TV analog tidak bisa
menerima sinyal digital sehingga dibutuhkan pesawat TV digital yang baru agar
dapat menerima sinyal dari digital ini , maka dibuatlah STB ( set top box) pada
proses ini sejumlah pergantian perangkat akan terjadi yang menyebabkan kerugian
yang dihadapi oleh operator TV maupun masyarakat sendiri.
teknologi analog tidak dapat mengimbangi permintaan industry penyiaran dalam hal penyaluran program siaran yang terus bertambah karena terbatasnya jumlah kanal frekuensi yang tersedia , selain itu penggelaran infrastruktur penyiaran kovergensi , p kondisi saat ini di peniyaran analog adalah masing-masing lembaga penyiaran memiliki infrastruktur penyiaranya sendiri – sendiri seperti menara pemancar , antenna dan sebagainya .
akibatnya adalah biaya ppemeliharaan yang relative mahal , pemakaian daya listrik yang besar , serta pemanfaatan lahan yang lebih besar , serta pemanfaatan lahan yang lebih boros, d sisi penerimaan siaran pun akan terjadi masalah karena masyarakat mendapat kualitas penerimaan siaran yang tidak merata meski berada dalam wilayah layanan yang diperlukan masa transisi . masa transisi juga diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memilki pesawat penerima TV analog dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV Digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini.
selain juga melindungi industry dan inventasi operator tv analog yang telah ada , dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator tv eksisting, keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun , seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya.
selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relative jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrstruktur TV analog.
CC : BAB VI sistem penerima televisi
teknologi analog tidak dapat mengimbangi permintaan industry penyiaran dalam hal penyaluran program siaran yang terus bertambah karena terbatasnya jumlah kanal frekuensi yang tersedia , selain itu penggelaran infrastruktur penyiaran kovergensi , p kondisi saat ini di peniyaran analog adalah masing-masing lembaga penyiaran memiliki infrastruktur penyiaranya sendiri – sendiri seperti menara pemancar , antenna dan sebagainya .
akibatnya adalah biaya ppemeliharaan yang relative mahal , pemakaian daya listrik yang besar , serta pemanfaatan lahan yang lebih besar , serta pemanfaatan lahan yang lebih boros, d sisi penerimaan siaran pun akan terjadi masalah karena masyarakat mendapat kualitas penerimaan siaran yang tidak merata meski berada dalam wilayah layanan yang diperlukan masa transisi . masa transisi juga diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memilki pesawat penerima TV analog dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV Digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini.
selain juga melindungi industry dan inventasi operator tv analog yang telah ada , dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator tv eksisting, keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun , seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya.
selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relative jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrstruktur TV analog.
CC : BAB VI sistem penerima televisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar