Penerimaan
Film Digital
Teknologi komputer yang memiliki fungsi
sebagai alat penghibur dan pendidik, salah satunya adalah untuk membantu proses
pemvisualisasian cerita melalui film animasi. Film animasi adalah film dari
pengolahan gambar diam menjadi gambar bergerak. Pada perkembangannya ada dua
proses pembuatan film animasi yaitu secara konvensional (cell) dan
digital. Tom Cardone seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules
mengakui untuk proses perbaikan, proses digital lebih cepat jika dibandingkan
dengan proses konvensional perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi
membutuhkan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya membutuhkan waktu
antara 30-45 menit. Akan tetapi pembuatan secara konvensional dalam pembuatan
gambar awal akan lebih mudah dan gambar yang dihasilkan seperti yang diinginkan . Maka dalam pembuatan film animasi ini akan digunakan metode 2D Hybrid
Animation yaitu penggabungan antara gambar manual diatas kertas, di scan
dan ditransfer ke komputer kemudian di konversi menjadi gambar digital.
Film animasi merupakan tontonan
yang sangat disukai oleh anak-anak. Dari penayangan film animasi adapun manfaat
yang diperoleh untuk anak yaitu imajinasi yang dibutuhkan dan baik untuk
perkembangan anak. Namun tidak hanya sisi positif yang bisa diambil oleh anak,
melainkan sisi negatifnya juga ikut terekam oleh anak, misalnya perilaku buruk
yang ada pada karakter film kartun atau animasi yang dilihatnya seperti
kebohongan, kenakalan, dan perilaku tidak terpuji lainnya sehingga memberikan
nilai edukasi yang tidak baik terhadap perkembangan anak .
Sebuah penelitian dilakukan
pada beberapa stasiun TV swasta di Indonesia, diantaranya adalah Global TV, Space
Toon, Indosiar, dan ANTV dihasilkan prosentase tayangan yang
mengandung unsur kekerasan, seksisme, serta mistis sebesar 85%. Hanya
15% tayangan yang mengandung unsur pendidikan pada tayangan anak-anak, seperti Dora
the explorer, film si Unyil,dan si Bolang. Unsur
kekerasan yang muncul dalam film tersebut adalah kekerasan dalam bentuk fisik
(perkelahian), antara lain Naruto, Power Rangers, Spongebobs Squarepant, Ben
10 dan Inuyasa dimana setiap episodenya selalu diwarnai dengan unsur
perkelahian. Demikian juga dengan kekerasan non fisik, seperti saling mengejek
diantara tokoh, munculnya penggambaran tokoh yang licik, pendendam dan iri .
Frekuensi dan lama menonton
televisi pada anak-anak, jauh lebih tinggi dibandingkan frekuensi mereka
belajar atau mendalami ajaran islam. Proses sosialisasi anak akan lebih besar
dipengaruhi isi siaran televisi daripada petuah guru atau orang tua. Dari
sekian banyak film kartun atau animasi yang ditayangkan ditelevisi, belum
banyak film yang mengajarkan tentang sesuatu yang mengandung makna islam,
misalnya tentang sedekah. Kebanyakan film animasi merupakan film buatan luar
negeri seperti Jepang, Amerika, dan lain-lain yang biasanya hanya menceritakan
tentang petualangan, perang, perselisihan, imajinasi, dan lain-lain.
Berdasarkan penuturan Achmad
Arif Rifan,S.HI.,M.Si seorang dosen Studi Islam 4 di Universitas Ahmad Dahlan,
kemunduran peradaban islam disebabkan karena rusaknya pembinaan aqidah. Dampak
dari rusaknya aqidah adalah kualitas hidup masyarakat Indonesia yang mengalami
kemiskinan, kebodohan, tunawisma dan lain-lain karena tidak mendapatkan
perhatian dari pemerintah dan kurangnya kesadaran manusia untuk menolong sesama
yang membutuhkan bantuan. Manusia lebih memilih menggunakan uangnya untuk
membelanjakan sesuatu dari pada menyedekahkan di masjid atau memberikannya
kepada orang yang membutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru
PAUD maupun TK dapat disimpulkan bahwa anak lebih suka menghabiskan uang
jajannya untuk membeli makanan atau mainan kesukaanya dibanding menyisakannya
untuk ditabung atau disedekahkan. Dilihat dari kasus diatas, jika ditilik dari
perkembangan religious anak sangatlah minim. Perlu adanya penanaman karakter
tentang nilai-nilai keagamaan yang tinggi pada anak , karena pada usia tersebut
karakter anak lebih cenderung dapat dirubah dibandingkan karakter pada orang
dewasa sehingga karakter religious pada anak dapat ditingkatkan. Mengingat
pentingnya penanaman karakter yang baik.
CC : PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK “DAHSYATNYA SEDEKAH” BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION DENGAN PEMANFAATAN GRAPHIC By Chabib Syafrudin dan Wahyu Pujiyono
CC : PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK “DAHSYATNYA SEDEKAH” BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION DENGAN PEMANFAATAN GRAPHIC By Chabib Syafrudin dan Wahyu Pujiyono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar