Rabu, 12 Oktober 2016

Penerimaan(Produksi too) Film digital

Penerimaan Film Digital

 Teknologi komputer yang memiliki fungsi sebagai alat penghibur dan pendidik, salah satunya adalah untuk membantu proses pemvisualisasian cerita melalui film animasi. Film animasi adalah film dari pengolahan gambar diam menjadi gambar bergerak. Pada perkembangannya ada dua proses pembuatan film animasi yaitu secara konvensional (cell) dan digital. Tom Cardone seorang animator yang pernah menangani animasi Hercules mengakui untuk proses perbaikan, proses digital lebih cepat jika dibandingkan dengan proses konvensional perbaikan secara konvensional untuk 1 kali revisi membutuhkan waktu 2 hari sedangkan secara digital hanya membutuhkan waktu antara 30-45 menit. Akan tetapi pembuatan secara konvensional dalam pembuatan gambar awal akan lebih mudah dan gambar yang dihasilkan seperti yang diinginkan . Maka dalam pembuatan film animasi ini akan digunakan metode 2D Hybrid Animation yaitu penggabungan antara gambar manual diatas kertas, di scan dan ditransfer ke komputer kemudian di konversi menjadi gambar digital.
Film animasi merupakan tontonan yang sangat disukai oleh anak-anak. Dari penayangan film animasi adapun manfaat yang diperoleh untuk anak yaitu imajinasi yang dibutuhkan dan baik untuk perkembangan anak. Namun tidak hanya sisi positif yang bisa diambil oleh anak, melainkan sisi negatifnya juga ikut terekam oleh anak, misalnya perilaku buruk yang ada pada karakter film kartun atau animasi yang dilihatnya seperti kebohongan, kenakalan, dan perilaku tidak terpuji lainnya sehingga memberikan nilai edukasi yang tidak baik terhadap perkembangan anak .
Sebuah penelitian dilakukan pada beberapa stasiun TV swasta di Indonesia, diantaranya adalah Global TV, Space Toon, Indosiar, dan ANTV dihasilkan prosentase tayangan yang mengandung unsur kekerasan, seksisme, serta mistis sebesar 85%. Hanya 15% tayangan yang mengandung unsur pendidikan pada tayangan anak-anak, seperti Dora the explorer, film si Unyil,dan si Bolang. Unsur kekerasan yang muncul dalam film tersebut adalah kekerasan dalam bentuk fisik (perkelahian), antara lain Naruto, Power Rangers, Spongebobs Squarepant, Ben 10 dan Inuyasa dimana setiap episodenya selalu diwarnai dengan unsur perkelahian. Demikian juga dengan kekerasan non fisik, seperti saling mengejek diantara tokoh, munculnya penggambaran tokoh yang licik, pendendam dan iri .
Frekuensi dan lama menonton televisi pada anak-anak, jauh lebih tinggi dibandingkan frekuensi mereka belajar atau mendalami ajaran islam. Proses sosialisasi anak akan lebih besar dipengaruhi isi siaran televisi daripada petuah guru atau orang tua. Dari sekian banyak film kartun atau animasi yang ditayangkan ditelevisi, belum banyak film yang mengajarkan tentang sesuatu yang mengandung makna islam, misalnya tentang sedekah. Kebanyakan film animasi merupakan film buatan luar negeri seperti Jepang, Amerika, dan lain-lain yang biasanya hanya menceritakan tentang petualangan, perang, perselisihan, imajinasi, dan lain-lain.
Berdasarkan penuturan Achmad Arif Rifan,S.HI.,M.Si seorang dosen Studi Islam 4 di Universitas Ahmad Dahlan, kemunduran peradaban islam disebabkan karena rusaknya pembinaan aqidah. Dampak dari rusaknya aqidah adalah kualitas hidup masyarakat Indonesia yang mengalami kemiskinan, kebodohan, tunawisma dan lain-lain karena tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah dan kurangnya kesadaran manusia untuk menolong sesama yang membutuhkan bantuan. Manusia lebih memilih menggunakan uangnya untuk membelanjakan sesuatu dari pada menyedekahkan di masjid atau memberikannya kepada orang yang membutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru PAUD maupun TK dapat disimpulkan bahwa anak lebih suka menghabiskan uang jajannya untuk membeli makanan atau mainan kesukaanya dibanding menyisakannya untuk ditabung atau disedekahkan. Dilihat dari kasus diatas, jika ditilik dari perkembangan religious anak sangatlah minim. Perlu adanya penanaman karakter tentang nilai-nilai keagamaan yang tinggi pada anak , karena pada usia tersebut karakter anak lebih cenderung dapat dirubah dibandingkan karakter pada orang dewasa sehingga karakter religious pada anak dapat ditingkatkan. Mengingat pentingnya penanaman karakter yang baik.


CC : PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK “DAHSYATNYA SEDEKAH” BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION DENGAN PEMANFAATAN GRAPHIC By Chabib Syafrudin dan Wahyu Pujiyono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar